Translate

Setting your Brand to be number one

Thursday, December 20, 2012

Belajar dari Andrea Hirata

Laskar Pelangi Fenomena
Pagi ini (21-12-2012) sambil berangkat kekantor saya tidak lupa untuk mendengarkan Radio kesukaan saya yaitu Smart FM dan jika hari Jumat acaranya pasti Commitment to the Nation.
Dimana pada acara tersebut kali ini yang dihadirkan adalah sosok penulis besar yaitu Andrea Hirata. Disebutkan jika saat ini buku paling laris di Indonesia yang laku dipasaran masih dipegang oleh Laskar Pelangi (paling banyak di beli) bahkan Filmnya pun menjadi Fenomena karena menjadi Film yang paling banyak di tonton oleh Masyarakat Indonesia.

     Woooow....luar biasa.....bahkan sang penyiar mengatakan mungkin ini adalah Buku dan Film yang akan masuk kedalam sejarah Indonesia sebagai Buku dan Film yang paling banyak dibaca dan di tonton. Andrea Hirata sendiri mengatakan jika awalnya dia tidak sengaja menjadi penulis bahkan di Australia disebutkan oleh seorang penulis disana jika dia dikategorikan sebagai "Accident Writer" maksudnya adalah seorang penulis yang sukses dengan buku besarnya karena faktor ketidaksengajaan.
     Andrea Hirata sendiripun tidak mengingkari jika dia adalah termasuk Accident Writer karena memang dari awalnya buku itu tidak dimaksudkan untuk di cetak dan dipublikasikan kepada masayarakan umum, hal itu berawal ketika pada tahun 2004  dia menjadi sukarelawan untuk bencana Sunami di Aceh. Pada saat bencana sunami Aceh di melihat banyak sekolah yang hancur dan rusak sehingga dia teringat dengan Ibu Gurunya ketika masih Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Gantong di Belitung dan dia ingin mempersembahkan sebuah catatan tentang perjalanan hidunya kepada Ibu Gurunya tersebut.
     Kemudian setelah kembalinya dari Aceh dia mulai menulis buku secara Intens selama 3 minggu dan tidak terasa sudah mencapai 600 lembar. Dia berpikir bahwa sebelumnya dia bukan seorang penulis namun jika ada kemauan untuk menulis maka tanpa disadari otak akan berjalan dengan sendirinya, dia berpendapat jangan dilihat seperti apa model tulisannya karena jika kita berpikir seperti itu maka kita tidak akan pernah mulai. Andrea Hirata mencontohkan jika tulisannya dibandingkan dengan seorang Profesor ahli sastra maka akan sangat jauh bedanya, namun dia menyarankan untuk tulis saja apa yang ada dalam benak kepala kita.
     Setelah selesai menuliskan buku Laskar Pelangi maka difotokopinya naskah tersebut dan dari awal memang tidak ada niatan untuk mempublikasikannya, namun ternyata takdir berkata lain. Setelah itu ternyata kamarnya kemalingan termasuk naskah tersebut sehingga saya tidak tahu betul siapa orang yang mengirimkan naskah saya ke penerbit apakah teman saya atau si maling tersebut dan tentunya jika naskah itu tidak dikirimkan mungkin masyarakat Indonesia tidak akan mengenal Laskar Pelangi.
     Sehingga sampai saat ini akhirnya buku Laskar Pelangi sudah menjadi Fenomena bukan hanya di Indonesia namun jika di Dunia karena akan di terjemahkan kedalam 77 bahasa dan diterbitkan....wooooooowwww. Bahkan salah satu editor terkemuka di USA mengatakan bahwa ketika saya membaca buku tersebut seolah saya ikut larut dalam cerita tersebut kadang saya tersenyum simpul, bahkan terbahak-bahak dan disisi lain saya ikut menangis juga. Mendapatkan pujian tersebut Andrea Hirata mengatakan jika anda ingin menjadi penulis besar maka "jangan hanya menuliskan apa yang ada fikirkan namun tuliskan juga apa yang anda rasakan, jika logika saya bertentangan dengan perasaan saya maka saya pilih untuk menggunakan perasaan". Itu sebabnya maka pembacapun merasa ikut merasakan dan larut dalam cerita laskar pelangi, makanya tidak heran ketika ada orang yang sedang baca buku Laskar pelangi maka dia bisa tertawa sendiri atau kelihatan murung mukanya.
     Kembali pada cerita naskah yang diterima oleh sebuah penerbit di Jogja yang waktu itu katanya baru punya 6 karyawan di tahun 2005 dan saat ini sudah ada 60 orang karyawan bahkan sipemiliknya sekarang juga sudah menjadi produser, tambahnya. Seminggu setelah kemalingan tersebut Penerbit dari Jogja itupun telpon dan meminta buku itu untuk diterbitkan, pada awalnya memang Andrea berpikir bahwa naskah itu adalah catatan pribadi dan untuk dihadiahkan kepada Ibu Gurunya. Namun akhirnya dia mau juga untuk menerbitkan buku itu setelah direvisi dan supaya mudah dan enak dibaca oleh masyarakat umum. Awalnya buku itu diprediksi tidak akan laku dipasaran karena pada waktu itu kebanyakan Novel di Indonesia lebih banyak bercerita tentang gaya hidup modern dan metropolis dan juga dengan bahasa-bahasa slangnya. Namun ternyata diluar dugaan bahwa buku itu laris manis dan terus cetak ulang........
     Saat ini buku Laskar Pelangi seolah sudah menjadi referensi bagi banyak orang, dikutip untuk pengukuhan Guru Besar, diperbincangkan di negara-negara eropa dan amerika dan juga bahkan masuk kedalam salah satu soal di Ujian Nasional. Begitu suksesnya buku Laskar Pelangi tersebut dipasaran sampai memberikan efek juga kepada daerah asalnya yaitu Belitung. Dikatakan bahwa para wisatwan yang ke Belitung setelah buku itu terkenal naik 800% dan juga saat ini bahkan ada travel agen yang khusus menawarkan wisata ke Laskar Pelangi ke Belitung......

Begitu dahsyatnya pengaruh sebuah buku, bahkan bisa mengalahkan tajamnya pedang katanya......cukup sekian ya intisari dari talkshow radio ini, semoga bermanfaat bagi saya yang mulai mencoba untuk menulis.
Salam Arif H.
Jakarta, 21/12/2012

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More